Setiap pagi, puluhan anak berjalan menuju PAUD di KP Batukasur Rt 01/10, Desa Panundaan, Kecamatan Ciwideuy. Anak-anak yang tinggal bersama orang tua mereka tampak berbeda. Mereka tidak hanya membawa buku dan tas kertas, tetapi juga botol plastik bekas yang digunakan di PAUD.
Tertarik dengan perilaku anak-anak, Republica mencoba mendatangi PAUD yang berdiri sejak 2010. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata anak-anak di sana memberikan botol bekas kepada guru-guru.
Para siswa secara bergiliran membagikan botol-botol tersebut. Botol-botol tersebut kemudian diberi label dengan pulpen hitam berisi nama-nama siswa yang menyumbang sampah anorganik. Jelas bahwa sampah-sampah tersebut dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan sekolah, terutama dari keluarga-keluarga yang berada dalam situasi sosial.
"Tujuannya adalah memanfaatkan barang bekas. Selain untuk kerajinan, barang bekas tersebut bisa digunakan secara gratis untuk bakti sosial bagi anak-anak. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan," kata Ellis, Direktur PAUD Republik Melati Kecamatan Ciwideuy, Kamis, 20 Januari.
Ellis menjelaskan, ide tersebut muncul saat melihat banyaknya siswa PAUD yang membutuhkan dan meminta sumbangan dari orang tua dan donatur. Dulu, saat anak-anak miskin tidak mampu bersekolah, Ellis mendatangi warga desa yang dianggap sehat. Namun, permintaan tersebut ia pertimbangkan.
Namun, seperti yang dijelaskan Ellis, tidak semua sumbangan yang diminta diterima. Banyak juga yang tidak membayar. Jadi Ellis harus mencari opsi pendanaan lain. Secara kebetulan, ia bertemu dengan manajer pusat daur ulang dalam permohonan penggalangan dana dan menawarkan bantuannya. Jadi, para orang tua memungut sampah, dan sekolah tinggal mengumpulkan uangnya. "Bagaimana jika ada program pengumpulan sampah, Bu? Program itu diajukan kepada para orang tua, dan untungnya, tanggapannya positif," jelas Ellis. (ROL)
Posting Komentar