Kementerian Agama telah menyatakan bahwa madrasah bukan lagi alternatif sekolah negeri. Angka kelulusan, antusiasme masyarakat, dan berbagai keberhasilan telah memungkinkan masyarakat untuk bersaing dengan sekolah negeri.
Kementerian Agama menyebutkan ada tiga indikator yang menunjukkan kemajuan madrasah dibandingkan sekolah negeri, yakni "Tingkat kelulusan, minat masuk, dan keberhasilan dalam berbagai ujian kompetitif," kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin kepada Republika, Selasa (18/11).
Kamarul mengatakan, tingkat kelulusan di madrasah sangat baik dibandingkan dengan sekolah negeri. Ia menambahkan, tingkat kelulusan ujian nasional di madrasah tidak lebih rendah dibandingkan dengan sekolah negeri di seluruh negeri.
"Bahkan pada tahun 2013 dan 2014, lulusan SMA MTS (Madrasah Tsanawiyah) jumlahnya lebih banyak daripada lulusan SMP (Universitas) di seluruh negeri. Bahkan, jumlah lulusan MA sedikit lebih rendah daripada SMA," katanya.
Apalagi, antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di madrasah sangat besar. Akibatnya, sejumlah madrasah negeri kewalahan menolak calon siswa yang tidak lulus ujian masuk. “Khusus madrasah negeri, hanya menerima 20-30 persen pendaftar. Di Indonesia, madrasah MAN, MT, dan Ibtidaiyah rata-rata menolak 80 persen pendaftar,” katanya.
Madrasah ini juga dapat membanggakan prestasi luar biasa, membuktikan kualitasnya dengan memenangkan kejuaraan di berbagai kompetisi nasional dan internasional.
"Madrasah kami telah meraih prestasi gemilang di tingkat nasional dan internasional. Misalnya, telah menjuarai olimpiade kimia, fisika, matematika, dan lain-lain. Banyak lulusan madrasah kami, khususnya MAN Insan Cendekia," ungkapnya.
Saat ini terdapat 20 sekolah MAN Insan Cendekia di Indonesia. Kamarun mengatakan Kementerian Agama akan terus menambah jumlah sekolah MAN Insan Cendekia. “Tujuan kami adalah mendirikan sekolah MAN Insan Cendekia di setiap provinsi,” pungkasnya.
.
.
.
.
Sumber: ROL
Posting Komentar