Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengaku miris dengan fenomena Pesta Bikini anak SMA. Menurut Adhyaksa tak seharusnya selesai Ujian Nasional (UN) dirayakan dengan pesta.
"Pendidikan itu tanggung jawab kita semua, seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya sekolah dan orang tua, tapi juga para praktisi event organizer (EO) maupun pihak hotel," kata Adhyaksa, Jumat (24/4/2015).
"Daripada ngadakan pesta bikini yang bisa menjuruskan anak ke perbuatan asusila, mending ajak mereka bersihin sungai Ciliwung. Ayo, kalau mau, besok pagi (Sabtu), pukul 9, kita Pramuka bersama elemen masyarakat lainnya membersihkan Ciliwung," tambahnya.
Beberapa nama sekolah dimuat dalam undangan acara bertema 'Splash After Class', sebuah pesta yang disetting dengan dresscode bikini itu. Adhyaksa berpendapat, jika benar sekolah-sekolah yang dicantumkan di undangan acara itu tidak terlibat dalam rencana acara itu, sebaiknya pihak sekolah melaporkan EO-nya ke pihak kepolisian.
"Ini preseden, harus ada efek jera terhadap dunia bisnis agar tidak sembarangan. Jangan hanya mikirin keuntungan saja dengan memanfaatkan anak remaja. Moral anak bangsa harus jadi tanggung jawab bersama," katanya menegaskan.
Adhyaksa juga mengingatkan kepada para pelajar SMA dan anggota Pramuka bahwa pesta-pesta seperti itu, bukanlah cerminan akhlak yang baik bagi kader pemimpin bangsa. Lebih baik, setelah selesai UN, bersyukur kepada Tuhan dan melakukan hal-hal yang positif konstruktif, seperti pengabdian sosial kemasyarakatan, atau kegiatan cinta alam.
Selain membersihkan Ciliwung, Adhyaksa juga punya ide agar anak-anak SMA menyumbangkan baju-bajunya untuk orang-orang miskin yang membutuhkan daripada dicoret-coret.
"Buat gerakan sumbang seragam! Ini hal terkecil dimana pelajar berperan dalam kegiatan positif konstruktif. Insya Allah sangat bermanfaat," tutupnya.
"Pendidikan itu tanggung jawab kita semua, seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya sekolah dan orang tua, tapi juga para praktisi event organizer (EO) maupun pihak hotel," kata Adhyaksa, Jumat (24/4/2015).
"Daripada ngadakan pesta bikini yang bisa menjuruskan anak ke perbuatan asusila, mending ajak mereka bersihin sungai Ciliwung. Ayo, kalau mau, besok pagi (Sabtu), pukul 9, kita Pramuka bersama elemen masyarakat lainnya membersihkan Ciliwung," tambahnya.
Beberapa nama sekolah dimuat dalam undangan acara bertema 'Splash After Class', sebuah pesta yang disetting dengan dresscode bikini itu. Adhyaksa berpendapat, jika benar sekolah-sekolah yang dicantumkan di undangan acara itu tidak terlibat dalam rencana acara itu, sebaiknya pihak sekolah melaporkan EO-nya ke pihak kepolisian.
"Ini preseden, harus ada efek jera terhadap dunia bisnis agar tidak sembarangan. Jangan hanya mikirin keuntungan saja dengan memanfaatkan anak remaja. Moral anak bangsa harus jadi tanggung jawab bersama," katanya menegaskan.
Adhyaksa juga mengingatkan kepada para pelajar SMA dan anggota Pramuka bahwa pesta-pesta seperti itu, bukanlah cerminan akhlak yang baik bagi kader pemimpin bangsa. Lebih baik, setelah selesai UN, bersyukur kepada Tuhan dan melakukan hal-hal yang positif konstruktif, seperti pengabdian sosial kemasyarakatan, atau kegiatan cinta alam.
Selain membersihkan Ciliwung, Adhyaksa juga punya ide agar anak-anak SMA menyumbangkan baju-bajunya untuk orang-orang miskin yang membutuhkan daripada dicoret-coret.
"Buat gerakan sumbang seragam! Ini hal terkecil dimana pelajar berperan dalam kegiatan positif konstruktif. Insya Allah sangat bermanfaat," tutupnya.
Posting Komentar