PENGERTIAN
BROADCASTING
Broadcasting adalah Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara
bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi dan media lainnya. Dalam
broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita
untuk terjun langsung dan berhadapan dengan masyarakat luas.
Pendidikan broadcast meliputi :
1.Presenter
2.Kameramen
3.Wartawan media
4.Dunia perfilman, seperti:
sutradara, produser, editing dll.
Konsentrasi Broadcasting Memberi
Pengajaran, Pedidikan dan Pelatihan kepada mahasiswa untuk memasuki lapangan
kerja di bidang penyiaran baik radio maupun televisi. Bahkan konsentrasi ini
sangat diminati oleh mereka yang berjiwa kreatif di bidang audiovisual.
Peluang-peluang kerja yang
dimungkinkan berdasarkan konsentrasi antara lain:
1. Presenter
2. Master of Ceremony
3. Reporter Radio televisi
4. Anchor
5. Script Writer
6. Creative Program Radio, Televisi,
dan Production House
7. Konsultan Media
8. Penulis Skenario dan Sutradara
Macam-Macam Bagian Broadcasting
Menurut medianya, penyiar
dikelompokkan menjadi dua yaitu: penyiar radio dan penyiar televisi. Berikut
akan dibahas tentang kedua media penyiaran tersebut.
I. MEDIA SUARA/AUDIO (RADIO)
Media suara atau audio identik
dengan media radio yang memang pendengarnya hanya bisa menikmati suara saja
tanpa ada visualisasi ataupun teks.
Kelebihan Media suara atau audio
(Radio) adalah:
a. Dalam hal penyampaian informasi
atau berita lebih cepat bahkan bisa saat itu juga.
b. Biasanya media ini bisa dinikmati
sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di
depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas pendengarnya di mana pun.
c. Biaya produksi ataupun biaya yang
diperlukan khalayak untuk mendengarkan radio relatif murah, bahkan bisa di
dengar tanpa menggunakan listrik tetapi menggunakan baterai. Hal inilah mengapa
sampai sekarang radio masih digemari oleh khalayak apalagi yang ada di
pedesaan.
d. Pendengar yang buta huruf pun
bisa memahami apa yang disampaikan oleh siaran radio. Jadi khalayak yang tidak
berpendidikan pun bisa menikmati media ini.
e. Bahasa yang digunakan bersifat
bahasa tutur, jadi mudah dimengerti oleh pendengarnya.
f. Pendengar tidak terbatas baik
dari segi umur, pendidikan, wilayah dan sebagainya. Meskipun sekarang sudah
banyak radio yang tersegmentasi.
Kekurangan Media suara atau audio (
Radio ) adalah:
a. Informasi yang disampaikan hanya
sekilas dan tidak bisa diulang, jadi pendengar tidak bisa mengerti secara
detail tentang berita yang disampaikan, karena memang bahasanya sederhana dan
tidak didukung oleh visualisasi. Pendengar hanya bisa membayangkan saja.
b. Jumlah berita yang disampaikan
oleh radio terbatas. Dalam waktu satu jam mungkin hanya tersaji 2 atau 3
berita, itu pun berita yang paling penting dan sensasional.
c. Karena radio penyebarannya
melalui alat pemancar, maka khalayak pun juga hanya bisa menikmati radio selama
terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi kalau cuaca yang kurang
baik biasanya radio agak melemah daya pancarnya. Sehingga khalayak yang jauh
tidak bisa menikmati siaran radio.
d. Saat mendengarkan berita di radio
kita harus mengikuti jadwal atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan
siaran berita.
A. SEJARAH PENYIARAN RADIO DI
INDONESIA
Perkembangan penyiaran radio di Indonesia
diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1925 oleh Prof. Komans
dan Dr. De Groot yang berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan
stasiun relai di Malabar, Jawa Barat. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan
berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Penyiaran radio di Indonesia
dimulai dengan berkembangnya radio amatir yang menggunakan perangkat pemancar
radio sederhana yang mudah dirakit. Tahun 1945, Gunawan berhasil menyiarkan
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar
radio sederhana buatan sendiri. Pada tahun 1966, mengudara radio Ampera yang
merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde
baru.
Pada tanggal 11 September 1945,
rapat yang dihadiri oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan
beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia
(RRI). Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin
umum RRI yang pertama.
B. KARAKTERISTIK PENYIAR RADIO
Menjadi seorang penyiar radio
diperlukan sifat / karakteristik antara lain:
1. DJ As Sales Person
Penyiar mempunyai peranan untuk
membuat pendengar tertarik, antusias, dan ingin kembali mendengarkan lagu-lagu
yang diputar, selain lagu, penyiar juga harus bisa membuat pendengar berminat
untuk mendengarkan spot iklan yang diputar, mengikuti pesan-pesan di dalam spot
iklan tersebut dengan rasa ingin tahu bahkan mempercayai semua pesan-pesan yang
disampaikan. Penyiar adalah salesperson yang mampu mengemas seluruh komponen
“barang dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi.
2. Penyiar sebagai Sahabat Pendengar
Televisi biasanya diletakkan di
suatu ruang yang cukup lega agar dapat ditonton secara bersama-sama, berbeda
dengan radio yang memiliki sifat lebih pribadi dan lebih intim. Pakar
komunikasi bahkan mengatakan ”Radio is a portable friend”, sahabat yang bisa
dibawa kemana-mana bahkan di tempat pribadi sekalipun yaitu di tempat tidut
atau kamar mandi. Karena sifat radio yang pribadi itulah maka seorang pemyiar
harus berusaha menjadikan sahabat yang baik bagi pendengarnya. Sebagai sahabat
yang punya derajat yang setara, pendengar biasanya tidak suka penyiar yang
terlalu menggurui, berpenampilan monoton, kasar, sombong, suka melecehkan,
merendahkan bahkan menghina pendengar. Jadi pendengar suka penyiar yang bisa
dijadikan sahabat yang hangat, wajar dan tidak dibuat-buat.
3. Pendengar : Orang Kedua Tunggal
Penyiar menyapa pendengarnya harus
akrab, dilandasi suasana intim, sangat personal, direndahkan volumenya tetapi
tetap meiliiki power sehingga terdengar seperti sedang bercakap-cakap dengan
sahabatnya, dan menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata
ganti orang kedua tunggal dengan menggunakan idiom-idiom bahasa percakapan
layaknya berbicara dengan temannya.
4. Personality Lebih Penting dari
pada Suara yang Bagus
Bukan hanya karakteristik suara atau
kemampuan vokal tetapi juga karakteristik kepribadian bahwa menjadi seorang
penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang.
Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa yang dibicarakan penyiar dan
bagaimana penyiar itu menyampaikannya dari pada bagus tidaknya suara penyiar
tersebut. Seorang penyiar adalah salah satu sumber kepercayaan dan sumber
informasi bagi pendengar, sehingga penyiar harus jujur dalam menyampaikan
informasi, jika informasi belum pasti jangan disampaikan karena akan mericuhkan
pendengarnya jika informasi yang disampaikan ternyata tidak benar, selain itu
penyiar juga harus hangat, bersahabat, berpengetahuan luas, serta kritis,
sehingga informasi yang diberikan bermutu dan dapat dipercaya.
C. TEKNIK PENYIARAN RADIO
Dalam produksi siaran radio terdapat
proses pemancaran sinyal frekuensi audio dengan menggunakan gelombang radio.
Gelombang dengan frekuensi radio ini, disebut gelombang pembawa (carrier wave).
Amplitudo dan frekuensi gelombang dapat berubah-ubah menurut irama sinyal yang
hendak disiarkan. Perubahan amplitudo ini disebut dengan modulasi.
Tiga komponen utama dalam pemancar
radio :
1. Mikropon
2. Rangkaian pemancar
3. Antena
Proses kerja rangkaian pemancar
disebut sebagai modulasi (perpaduan gelombang radio dan gelombang audio).
Penggabungan frekuensi radio (RF) dengan frekuensi audio (AF) dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu sistem AM (amplitudo modulation) dan sistem FM (frequency
modulation). Sistem AM menghasilkan sinyal RF yang amplitudo-nya selalu
berubah-ubah namun frekuensinya tetap. Sistem FM menghasilkan sinyal RF yang
frekuensi berubah-ubah namun amplitudo-nya tetap.
D. KONSEP PRODUKSI ACARA RADIO
Produksi siaran radio mengandung
beberapa kekuatan utama media, antara lain :
a. Sebagai kekuatan sosial
Dalam pembuatan programnya bisa
mengandung hubungan kepentingan yang baik maupun kepentingan yang buruk bagi
masyarakat. Acara-acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio biasanya
mencerminkan ”need and wants” yang bernilai bagi masyarakat.
b. Sebagai alat penting media
periklanan
Dalam penyiaran radio, yang memiliki
kemampuan untuk meyakinkan pendengar, mengandung tujuan agar masyarakat
mendengarkan promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk tersebut.
Karena itu, perkembangan penyiaran radio masa kini, lebih berorientasi kepada
industri penyiaran yang menghasilkan atau mendapatkan uang.
c. Sebagai sumber informasi
Penyiaran radio juga berfungsi
sebagai sumber informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Selain hiburan atau musik, acara berita atau informasi adalah jenis program
yang disukai oleh masyarakat.
Secara etika, memang radio memiliki
kelebihan dengan koran – ”jika stasiun radio menyiarkan berita atau informasi
yang menarik dan disukai oleh pendengar, hal ini bisa digunakan sebagai alat
untuk meningkatkan jumlah nilai jual bagi stasiun penyiaran radio yang
bersangkutan.”
E. STRUKTUR ORGANISASI PENYIARAN
RADIO
Sebelum membahas tentang struktur
organisasi penyiaran radio, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang bidang
kerja di radio secara umum.
a. Perencanaan siaran
b. Administrasi siaran
c. Produksi siaran (jurnalistik dan
hiburan)
d. Promosi/pemasaran siaran
Dalam menentukan team radio, ada
beberapa tipologi broadcaster yang didambakan yaitu kreatif, intelek,
komunikatif, rajin, disiplin, motivator tim dalam bekerja, dan mampu menjadi
contoh. Struktur departemen dari stasiun penyiaran radio sangat bervariasi disesuaikan
dengan ukuran. Dalam struktur organisasi dengan tipe stasiun penyiaran ukuran
sedang (medium-size radio station), strukturnya adalah sebagai berikut :
1. General Manager
2. Sales Manager
3. Program Director
Dalam tingkatan manajer ini memiliki
tanggung jawab akan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan stasiun penyiaran
radio, pemeliharaan hubungan dengan komunitas, serta monitoring isi program,
jumlah pendengar, dan informasi penjualan.
1. General Manager mempunyai
tanggung jawab menyusun rencana kerja stasiun penyiaran radio, baik jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Selain itu mengarahkan dan
mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja sekaligus mengawasi,
mengevaluasi kerja stasiun penyiaran radio secara menyeluruh untuk memenuhi
pencapaian sasaran pendengar dan sasaran penjualan dengan memperhatikan
efektivitas operasional stasiun penyiaran radio.
2. Sales and Promotion Manager
memiliki fungsi merencanakan dan mengelola kegiatan promosi dan penjualan
stasiun penyiaran radio sesuai dengan strategi promosi yang telah ditentukan,
serta mengarahkan segala aktivitas penjualan untuk mencapai target penjualan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Program Director memiliki
tanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan programming penyiaran radio yang
memenuhi bentuk format penyiaran radio yang telah ditetapkan oleh perusahaan
termasuk aspek-aspek pendukung keberhasilan penyiaran radio, dengan
memperhatikan kebutuhan pendengar sekaligus kebutuhan pengiklan.
Tiga belas kerangka dasar untuk
optimalisasi kerja seorang pengarah program antara lain :
1. Monitoring (memonitor)
2. Act (bertindak)
3. Create (mencipta)
4. Involve yourself with your people
(libatkan diri anda dengan semua karyawan anda)
5. Get input (cari masukan)
6. Be aware of the competition
(selalu siapkan diri anda dalam hubungan dengan persaingan atau kompetisi)
7. Involve yourself in the community
(libatkan diri dalam komunitas)
8. Be postive (selalu bersikap
positif)
9. Share (selalu mau berbagi)
10. Review your goal (ricek tujuan)
11. Set an example (berikan contoh)
12. Be conscious (selalu sadar akan
biaya yang anda keluarkan/hemat)
13. Do something (lakukan sesuatu)
F. PENATAAN MUSIK DI RADIO
Musik merupakan satu diantara tiga
pilar utama siaran radio, selain Informasi dan Iklan. Malahan hingga hari ini,
bagi sebagian besar radio siaran, musik masih menjadi pilar yang mendominasi
isi siaran. Bagi radio-radio dalam kategori ini, musiklah yang dijadikan nafas
utama menarik perhatian pendengar.
Menyimak perjalanan sejarah radio di
Amerika sebagai ekspresi sejarah keradioan dunia, perhatian para pengelola
radio untuk menata musiknya dalam siaran terjadi justru waktu radio terlibas
kelahiran TV di sekitar 1950-an. Tahun-tahun inilah "The olden Era"
radio memudar. Tetapi kreativitas pengelola radio tidak surut. Mereka berpikir
keras apa yang dapat membangkitkan pamor radio. Kiatnya waktu itu putarlah
rekaman-rekaman musik yang diterbitkan industri rekaman. Maklum, saat itu radio
siaran lebih suka menyajikan siaran musik "live" di studio, dengan
menampilkan orkes-orkes musik. Hasilnya ? Pupuslah ramalan-ramalan bahwa radio
akan hancur gara-gara TV. Malahan radio siaran berkembang hingga saat ini, dan
berhasil mendudukkan dirinya sebagai salah satu pilihan media massa dengan
kekuatan karakteristiknya sendiri.
Maka kalau diamati kinerja radio
siaran masa kini, khususnya dalam penanganan siaran musik, kita akan menemukan
fungsi-fungsi dan jabatan dasar, termasuk mekanisme dalam proses produksinya.
Penjabarannya sebagai berikut:
1. PENATA MUSIK - MUSIC DIRECTOR
Bagi radio siaran yang menempatkan
musik sebagai elemen siaran yang utama, posisi Penata Musik bersifat mutlak.
Jabatan dan fungsi lain boleh tidak ada, tapi untuk posisi ini
harus ada. Kalaupun tidak memungkinkan, maka
fungsi Penata Musik dapat dibebankan kepada Penata Acara (Programme Director)
a. Tugas Penata
Musik
- Menyeleksi musik
- Mengakuisisi
karya-karya rekaman
- Menyiapkan daftar lagu
(playlist)
- Menyusun urutan lagu
yang akan terputar (airplay)
- Membina hubungan dengan
sumber-sumber rekaman
b. Jaringan Kerja Penata
Musik
Penata Musik adalah
bagian yang tak terpisahkan dari konteks kebijakan siaran. Karena itu dalam
mekanisme organisasi keradioan, atau mekanisme siaran, Penata Musik harus
bekerja sama dengan Penata Program sebagai induknya. Penataan musik
bagaimanapun tidak bisa lepas dari kebijakan siaran secara umum. Bukankah musik
menjadi bagian dari konsep penyiaran. Dengan kerja sama yang baik, serta sadar
kedudukannya, maka Penata Musik dianggap mampu menjaga Format Siaran dan
"positioning" yang dibangun radio itu.
c. Syarat Penata Musik
Dengan demikian, penata
musik dikategorikan baik kalau yang bersangkutan menguasai syarat-syarat
sebagai berikut :
- Daya Musikal. Tidak ada
artinya kalau penata musik sama sekali miskin selera musiknya. Persoalan lagu
enak dan tidak memang relatif. Tetapi kalau dia mampu mewakili selera pendengar
secara umum, maka dialah penata musik yang pasti dibutuhkan radio.
- Konsisten pada
Kebijakan. Penata musik harus tegas dan konsekuen pada kebijakan format dan
kebijakan lainnya. Misalnya taat pada hasil penelitian musik, atau hasil
penelitian selera pendengar, kebijakan format musik dan lainnya. Sekali
ketegasan terlanggar, maka jangan harap penyiar lainnya akan mendukung kebijakannya.
- Rapi dalam
Administrasi. Radio membutuhkan penata musik yang mampu menjabarkan
kebijakan-kebijakan nya dalam administrasi yang rapi. Minimal perencanaannya
tergambar dari konsep-konsep dan tabel perencanaan musik yang bisa dilihat
siapapun.
- Wakil Selera Pendengar.
Kesimpulan yang lain, penata musik yang baik kalau seleranya kompromis dengan
selera pendengar. Berarti dia mampu menjadi koki restoran yang memasak sesuai
selera pembeli. Bukan menghidangkan masakan yang disukainya.
2. FORMAT MUSIK
Apa yang dimaksud dengan
format musik, sederhanya adalah identitas musik yang akan ditandai
pendengarnya. Format musik pula yang akan meneguhkan identitas radio yang
bersangkutan. Misalnya, apakah sebuah radio akan diidentifikasikan sebagai
radio dangdut, rock, pop, jazz, tradisional atau bahkan radio dengan segala
macam musik. Intinya, bahwa radio yang bersangkutan memiliki patokan-patokan
jelas dalam kebijakan siaran musiknya.
a. Alasan Penerapan
Format
Dalam sejarah
perkembangan fomat musik disebut, alasan kelahiran format karena :
- Penajaman identitas
radio, agar mendapatkan tempat di masyarakat karena dengan mudah mengingat
radio bersangkutan.
- Konsekuensi pemilihan
segmentasi pendengar tertentu, sehingga terjadilah pembatasan selera sesuai
dengan khalayak pendengar yang dituju.
- Upaya mengatasi
persaingan dengan sesama radio lain. Daripada bertempur memperebutkan
segmentasi khalayak pendengar tertentu, lebih baik melayani segmentasi
pendengar yang lain. Sehingga format musiknyapun menjadi lebih spesifik.
- Menghindari pertempuran
dengan radio lain dalam hal format. Sebagai bukti kreativitas yang berbuntut ke
pemasaran dan aspek komersialnya, radio memilih format tertentu agar bisa
membedakan spesifikasi siarannya dengan radio lain. Pokoknya ada upaya tampil
beda.
b. Dasar Penetapan Format
Musik
Apabila anda bertugas
sebagai penata musik, alasan-alasan apa saja yang dipakai dalam rangka
memutuskan pilihan format musik. Khususnya pertimbangan apa saja yang dijadikan
acuan.
- Pilihan Segmentasi
Khalayak Pendengar. Terdapat korelasi langsung antara format musik dengan
khalayak pendengar yang dipilih. Pendekatan segmentasi baik secara demografis
maupun psikografis, sangat menentukan selera musiknya.
- Pertimbangan Komersial
Pilihan format musik di sini lebih tertuju pada peluang bisnis. Artinya, format
musik dipilih dengan pertimbangan paling disukai mayoritas pendengar. Karena
raihan pendengar yang besar, lebih mendekatkan radio tersebut ke pemasangan iklan.
Yang berlaku adalah hukum dagang, "Berilah gula untuk mendapatkan
semut".
- Ketersediaan Material.
Pilihan format musik bisa saja didasarkan pada kemudahan mendapatkan material
musik. Karena dengan kemudahan tersebut, berarti kelanggengan format musik bisa
terjaga. Bayangkan, ketika radio telah menetapkan format musik, tahu-tahu sulit
mendapatkannya di pasar, berarti kemacetan perkembangan terjadi di ambang
pintu.
- Dana. Pertimbangan dana
adalah hal yang sangat lumrah. Pilihan format musik juga memperhitungkan
keberlangsungan keuangan radio dalam hal pengadaan materi musik. Contoh aktual
di masa krisis moneter 1998, terpaan badai sangat terasa bagi radio berformat
Top-40. Sebagian dari mereka membeli musik-musik terbaru langsung dari Amerika
atau Eropa. Maka ketika fluktuasi Rupiah terhadap dollar Amerika melemah,
berarti radio bersangkutan harus mengeluarkan anggaran berlipat untuk membeli
materi musik.
- Kemampuan Sumber Daya
Manusia. Sangat memungkinkan pilihan format musik karena pertimbangan kemampuan
Sumber Daya Manusia yang tersedia di radio itu. Meski sebenarnya tidak boleh
demikian, tetapi sangat mungkin format musik dipilih dalam rangka menyesuaikan
kapasitas penata musik dan penyiarnya.
3. MACAM-MACAM FORMAT
MUSIK
Hingga saat ini format
musik di radio berkembang sangat hebat. Jumlahnya membengkak, tergantung dari
kreativitas insan radio siaran. Hanya yang patut dicatat, penetapan format
musik menggunakan pendekatan terminologi khas keradioan. Pendekatannya bisa
saja berbeda dengan industri musik, atau berbeda pula dengan terminologi
mennurut teori musik.
Contoh-contoh Format
Musik yang standar hingga saat ini
- Top 40 (kecenderungan
untuk anak muda)
- Adult Contemporary
(kecenderungan untuk pendengar dewasa)
- Oldies (kecenderungan
untuk pendengar berusia lanjut)
- Spesifik (jazz,
country, klasik, rock dan sebagainya)
- Rhythm and Blues
(disco, hip-hop, rap, acid dan lainnya)
- Spiritual Music
- Musik Tradisional
Dari format musik yang
merupakan kerangka-kerangka tersebut, masing-masing masih akan bercabang lagi
menjadi beberpa klasifikasi. Hal ini sangat dimungkinkan, tergantung dari
kemampuan untuk mengiris-iris dan membuatnya lebih spesifik. Tergantung apakah
ada pendengarnya yang merupakan lapis spesifik pula.
4. MEKANISME PENATAAN
MUSIK
Kegiatan penataan musik
sangat menentukan keberhasilan penerapan format musik di radio. Untuk itu
diperlukan dua kemampuan utama, yaitu:
a. Pola Penyeleksian
Musik
Dalam tahap pertama ini,
penata musik dibutuhkan kemampuannya untuk melakukan proses seleksi lagu atau
musik yang memenuhi syarat pemutaran. Secara teknis rujukan untuk menyeleksi
musik berangkat dari konsep format yang ditetapkan. Sementara teknis
penerapannya memperhatikan faktor-faktor, antara lain:
- Jenis Musik.
Berdasarkan kesepakatan format musik, penting menyeleksi jenis-jenis lagu yang
layak pilih. Proses seleksi jenis musik maksudnya untuk menghindari kemungkinan
ada pilihan-pilihan musik yang ternyata melenceng dari format. Bisa saja
pilihan jenis lagu itu sejenis atau beberapa jenis, tergantung format musiknya
apa.
- Era. Selain pendekatan
pada jenis, penting pula memperhatikan era lagu yang terpilih. Dalam konteks
ini dipertimbangkan juga segmentasi pendengar. Karena itu disiplin pada era
musik yang sesuai format juga harus terjaga.
- Tempo. Yang dimaksud
dengan tempo adalah "beat". Pemilihan lagu dengan tempo yang
bervariasi sangat penting untuk mengatasi kendala kebosanan terhadap sajian
musik di radio. Karena itu sejak awal penata musik harus memperhitungkan
strategi penyusunan komposisi musik melalui variasi tempo.
- Tingkat Popularitas.
Ada hubungan yang sangat dekat antara kesukaan seseorang pada musik atau lagu
karena faktor popularitas lagu tersebut. Semakin lagu itu populer maka tingkat
"memorabilia" nya makin tinggi. Karena itu ada kecenderungan,
seseorang sangat senang dengan lagu yang memenuhi kenangannya. Tetapi tidak
semua lagu atau musik harus disajikan seperti ini. Karena pada konsep Top-40,
pendengar remaja lebih suka pada karya-karya baru, ketimbang yang punya kenangan.
- Prosentase.
Pertimbangan prosentase dilaksanakan karena dalam perencanaan program siaran,
selalu harus diperhitungkan keberadaan elemen-elemen lain yang non-musik.
Misalnya dalam perencanaan siaran selama 60 menit, harus dibuat peta prosentase
antara kapling Penyiar, Informasi, Iklan dan Musik. Apabila kapling musik telah
ditetapkan prosentasenya, maka dalam proses seleksi bisa direncanakan dengan
tepat. Artinya tidak perlu menyediakan terlalu banyak lagu, padahal yang
terpakai tidak semua. Atau malah terlalu sedikit sehingga kekurangan.
b. Pola Penayangan
Musik
Setelah tahapan seleksi,
maka kegiatan berikutnya adalah menayangkan musik atau lagu di siaran. Proses
ini juga sangat penting, karena percuma saja proses seleksi berjalan bagus,
sementara penyiarannya mengabaikan strategi. Berikut beberapa tahapan pola
penayangan musik.
- Menentukan Jumlah Lagu
Per-Jam. Dalam rangka efektivitas penyediaan musik atau lagu, penata musik
harus menentukan jumlah lagu setiap jam.
- Teknik Penempatan Musik
Atau Lagu. Aplikasi penayangan musik atau lagu yang paling kongkrit adalah
mengatur komposisinya dalam setiap jam acara. Artinya, penata musik atau
penyiar akan memilih lagu apa yang diputar pertama kali.
II. MEDIA AUDIO VISUAL/
VIDEO (TELEVISI)
Media audio visual atau
video (Televisi) merupakan media yang sekarang sedang digemari oleh khalayak.
Dengan tayangan yang begitu jelas, khalayak bisa melihatnya atau memantaunya
ber jam- jam. Acara dalam televisisi pun biasanya dikemas semenarik mungkin
sehingga khalayak dari semua kalangan baik anak- anak maupun dewasa semua
menggemari.
Kelebihan Media Televisi
a. Daya Jangkau yang
luas. Jangkauan siaran televise semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan
adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam
wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun
2002). Hal ini didukung pula dengan harga televise yang semakin murah,s ehingga
siaran televise semakin terjangkau oleh masyarakat.
b. Selektifitas dan
fleksibilitas. Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif
(nonselective medium) dalam menjangkau audiennya, sehingga sering dianggap
sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap
sebagai media yang sulit menjangkau segmen audien yang khusus atau tertentu.
Namun sebenarnya televise dapat menjangkau segmen audien tertentu tersebut
karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu
siaran dan cakupan geografis siaran televisi.
c. Siaran televisi
menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that’s permits adaptation to
special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian
terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan
dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau
karakteristik wilayah setempat.
d. Fokus perhatian.
Karena sifatnya yang audio visual, maka audience membutuhkan waktu khusus serta
harus focus dan memperhatikan tayangan pada saat menyaksikannya.
e. Kreatifitas dan efek.
Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang
ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok.
Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi
tersamar oleh program yang tengah ditayangkan. Dengan efek dan kreatifitas ini
membuat sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan
kesenangan dan hiburan bagi penonton.
f. Prestise. Televisi
masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televise
menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi
akan lebih cepat dikenal, dan apabila sering tampil di televise bisa menjadi
public figure.
g. Mendemonstrasikan
penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara
serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat
melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai
produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka sedang menggunakan produk.
h. Muncul tanpa
diharapkan (intrusion value). Seringkali penonton televise merasa lebih nyaman
untuk duduk memperhatikan iklan televise daripada mencoba menghindarinya secara
fisik maupun mental.
Kelemahan Media Televisi
a. Dapat dilihat dan
didengar oleh kelompok yang relative lebih kecil. Bentuk dan ukuran televise
yang tidak portable menyebabkan media ini hanya bisa dilihat pada tempat
tertentu dengan audience yang lebih sedikit. Sedangkan, harganya yang cukup
mahal membuat tidak semua masyarakat memiliki media ini.
b. Biaya mahal. Produksi
program/tayangan yang cukup rumit dan menggunakan peralatan serta tekhnologi
maju menyebabkan biaya menjadi mahal untuk penayangan di televisi.
c. Informasi terbatas.
Perhitungan biaya tayang suatu program berdasarkan waktu yang sangat ketat
(dalam hitungan detik) menyebabkan durasi tayangan menjadi terbatas pula,
sehingga informasi yang didapat oleh audience menjadi turut terbatas. Wilis
Algride me nyatakan :”…there is little time to develop a selling argument or to
include much information about the product”.
d. Penghindaran. Ada
kecenderungan audience menghindari saat tayangan yang tidak menarik diputar
(zapping).
e. Tempat terbatas. Waktu
untuk siaran program acara dan iklan memiliki waktu yang terbatas dan tidak
bisa diperpanjang lagi. Apabila diperpanjang akan mempengaruhi kualitas program
acara. Selain itu, PP No. 50 Th 2005, pasal 21 (5) menyatakan bahwa waktu
siaran iklan lembaga penyiaran swasta paling banyak 20 persen dari seluruh
waktu siaran setiap hari.
A. KARAKTERISTIK PENYIAR
TV
1. Penyiar TV punya
tuntutan khusus yaitu harus mampu “menyampaikan” suatu materi bicara yang
sebenarnya “dibaca”.
2. Tampil menarik.
3. Kemampuan mengucapkan
kata dan bahasa non verbal serta berekspresi yang wajar dan menarik.
4. Beretika yang baik
contoh simple smile.
5. Cerdas.
6. Mampu menyampaikan
hal-hal yang menarik bagi penonton karena acara banyak bersifat “live”.
B. PRESENTER TELEVISI
Presenter televisi adalah
istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Saat
ini istilah itu banyak melekat pada selebritas yang sering memainkan peran ini,
meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini,
terutama dalam dunia program anak televisi, dimana selebriti menjadi kurang
penting.
Seorang presenter
televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya
terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Pengecualiannya adalah
presenter untuk program politik atau iptek yang biasanya merupakan profesional
di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di
bidang tertentu lainnya. Contohnya, pelawak Inggris Michael Palin yang juga
menjadi presenter acara travel, hal yang memang menjadi minatnya sejak kecil.
Di Amerika Serikat, presenter televisi biasanya disebut sebagai host atau MC
(emcee).
Posting Komentar